scarletise: (greek statue)


(Coba kalau ada yang menyenangkan, sedikit saja.)


Bagi Hyerim, waktu itu, sepertinya tidak pernah ada yang lebih buruk lagi dalam hidupnya. Akhir semester dan rapornya memecah rekor sebagai nilai terburuk sepanjang sejarah dia sekolah. Kata gurunya, dia tidak perlu melanjutkan lagi juga tidak apa-apa. Sampai mau marah rasanya. Memang gara-gara siapa dia jadi malas sekolah--gara-gara cara bicaranya begitu, kan?

Apa pun itu, tinggal kelas tetap saja tinggal kelas. Dia harus mengulang, dan kata-kata ibunya tidak banyak membantu. Mereka bertengkar nyaris setiap malam, membuatnya makin malas di rumah. Datang ke skatepark juga bukan penanggulangan. Jinyoung masih brengsek, membuat moodnya hancur lima kali lipat, dan musim gugur itu, Hyerim memutuskan untuk tidak menghubunginya lagi.

Mungkin ini yang namanya patah hati total.

you make me happy; so i like you. )
scarletise: (amethyst)


Ratu Hong Sunhee mendapat layanan khusus setelah membersihkan apartemen Ahn Sunghoon bulan ini: boleh duduk di kasur yang rapi dengan sprei dan selimut baru. Semua sudah rapi. Tinggal Sunghoon berdiri di tengah ruangan, dengan penyedot debu yang dipegang, atas permintaan Yang Mulia Ratu sendiri.

Katanya karena menyedot debu adalah pekerjaan mudah dibandingkan menyingkirkan debu dari botol-botol di meja dan tumpukan kertas tak dikenal di dalam laci. Sunghoon tidak protes. Maka dari itu, Yang Mulia Ratu Hong Sunhee tidak punya pekerjaan lain selain duduk dan menonton.

Menonton pria usia dua puluhan dengan kaos dan celana tidur bergaris juga bukan hal yang mengasyikkan, jadi Ratu Hong Sunhee memutuskan untuk mencari hal baru untuk dilakukan. Ponsel Sunghoon tergeletak di pinggir tempat tidur, dengan layar yang tidak dikunci. Jiwa isengnya timbul. Sementara Sunghoon berkutat dengan bagian bawah meja makan, ia mengambil dan membuka ponsel berwarna hitam itu. Tujuan utamanya langsung pada bagian galeri.

"Apa ini, foto-foto ini," Sunhee menggeser jarinya di layar, dan makin menggeser dia makin mengerutkan kening. Dia tahu Sunghoon bekerja di perusahaan kosmetik dan berhubungan dengan berbagai agensi untuk soal promosi, tapi ini... terlalu banyak. Matanya menatap satu foto ke foto lain. Ini siapa? Tidak kenal. Yang ini juga, Sunhee tidak tahu. (Tapi memangnya sejak kapan Sunhee tahu.) "Ini model, kan? Atau siapa? Ih, foto ini semua dengan orang yang berbeda-beda. Kau menjijikkan."

Sunghoon berhenti menyedot debu. "Jangan buka-buka ponsel orang," ia mengangkat alis dan berjalan mendekat, sementara Sunhee berguling ke ujung, dekat dinding, sebagai bentuk pertahanan. "Apa yang kau lihat? Tidak menarik."

"Aey, aku cuma lihat galeri." Sunhee menghindar agar ponselnya tidak terebut, dan kali ini Sunghoon membiarkannya. "Kenapa tak ada fotomu sendiri atau... yang bukan gambar kolam renang dan gelas? Kau kan bukan artis instagram."

Shrugs. "Menyimpan foto berdua mempertahankan status sosial." Sunghoon menjawab kalem, dan memutuskan untuk kembali bekerja lagi.

Hidung dan kening Sunhee berkedut. "Ini pacarmu. Yang ini selingkuhanmu. Ini calon pacar berikutnya. Lalu ini kenalan dari pesta.... sebentar, aku sudah kehabisan bahan tebakan."

Penyedot debu sudah tidak berbunyi nyaring lagi. Sunhee tidak memperhatikan.

"Mau difoto juga? Lihat sini." Tangan Sunghoon terulur, mengambil ponsel yang dipegang Sunhee. Wanita itu menggapai mencegah, tapi terlambat. Sunhee mendelik ke arah pria itu tepat saat ponsel Sunghoon mengarah ke wajahnya.

Klik.

Bunyi shutter virtual itu hanya bertahan tidak sampai tiga detik, dan kemudian sunyi kembali. Penyedot debu yang sekarang menganggur berdengung di sudut ruangan. Sunhee masih berada dalam momen bengong, tapi beberapa detik berikutnya ia bisa menangkap wajahnya sendiri di layar, sedikit bergoyang karena blur, dengan mata separuh tertutup.

Yang Mulia Ratu Hong Sunhee terlonjak murka.

"Kamu cuma foto aku! Hei!"
scarletise: (roses)
based of: WBent X Seoul 2.0
characters: Yi Hyerim

look at the mirror and eat the apple )

Expand Cut Tags

No cut tags