scarletise: (hands on water)
[personal profile] scarletise
Based on: Winterblossom Entertainment Roleplay
Characters: Kim Eunhee.

Posted Image
catch me when I fall


Ponsel merahnya berdering. Eunhee melirik layarnya yang berpendar, menampilkan sebaris nama. Hanya sedikit orang yang tahu nomor ponsel itu, sehingga ia bisa sedikit menebak siapa yang menelepon.

"Tumben diangkat," terdengar suara khas seseorang dari seberang sana. "Akhirnya tidak sibuk untuk mengangkat teleponku?"

Sebuah headset menghubungkan ponsel itu ke telinga Eunhee yang sedang berbaring di kasurnya. Sementara ponsel merah itu tergeletak begitu saja di sampingnya, tangannya memegang ponselnya yang lain. Aplikasi KakaoTalk yang terbuka menampilkan banyak pesan yang masuk.

Jang Baekhyeon
Hey. where are you lately, love?


"Nggak begitu," Eunhee menjawab setelah berpikir sebentar mengenai balasan pesan dari Baekhyun. "Aku tidak sibuk. Hanya saja aku memang tidak mau mengangkat teleponmu. Toh kalaupun aku angkat, kau tidak akan tiba-tiba berada di Seoul, oppa."

Suara tawa. "Kamu mau aku di Seoul? Bukannya aku baru dari sana beberapa bulan yang lalu?"

"Kalau aku mau kau di Seoul, aku akan telepon saat itu juga dan menyuruhmu datang," Eunhee tersenyum meski tahu pasti si penelepon tidak akan bisa melihat ekspresinya.

"Lalu mengapa sekarang diangkat?"

"Aku sedang bosan," Pandangan Eunhee menerawang. Tangannya mengetik balasan pesan untuk Baekhyun lambat-lambat. "Akhir-akhir ini teleponku sepi pesan pribadi selain dari keluarga dan orang di asrama."

Kim Eunhee
Working~ Aku tidak sepertimu yang bisa buka botol berkembang api setiap hari.

Jang Baekhyeon
Come. Jiyoung sudah naik-naik meja dengan dua orang lain, dan aku ditinggal....
Nggak ada cewek yang asyik


"Tidak keluar?" si penelepon bertanya lagi.

Kening Eunhee berkerut, tidak mempedulikan pesan Baekhyun yang baru saja masuk. "Ada sih, tapi aku masih pikir-pikir."

Jari-jarinya menyusuri daftar kontak yang tertera di ponsel yang dipegangnya--tak mengindahkan balasan pesan dari Baekhyun. Kebingungan sesaat memilih siapa yang akan ia kirimi pesan, namun akhirnya ia menulis juga.

to: Kim Daejung
Mau temani aku malam ini?


"Apa? Lagi-lagi random, ya?" suara itu tertawa, "kukira kemarin kau sudah akan menemukan jodohmu."

Pesan itu tak berbalas. Eunhee mendengus. Dari dulu cowok itu memang nggak jelas--seharusnya dia tidak memilih Daejung sebagai orang pertama yang ia kirimi pesan (tapi toh, tetap saja dia penasaran).

"Jangan mengejekku, dong," Eunhee merengut. "Manusia itu sulit dimengerti, tapi kurasa kualitas hubungan mereka akan bertambah seiring waktu. Sayangnya yang ini sih tidak."

"Oh? Bukannya dia kakak adikmu--tunggu, aku jadi bingung sendiri mengatakannya. Pokoknya begitu, kan? Bagaimana bisa?"

"Ya, tentu saja bisa, lah." Pandangan Eunhee mengarah ke bingkai foto berisi foto blossom yang bertengger di dinding. Ruangan itu gelap. Sejak pindah ke dorm baru, ia hanya tidur sendiri; rasanya sepi, tapi dia sudah mulai terbiasa. "aku memisahkan atara yang A dan B atau urusan X dan Y."

Jemarinya mencari-cari kontak yang lain.

to: Maestro du Bathory
...


Ah! Dia baru ingat kalau lelaki itu mengajukan cuti ke WBEnt beberapa waktu lalu. Sepertinya mau pulang kampung. Eunhee tidak tahu persis 'kampung halaman'nya Maestro itu di sebelah mana, namun melihat wajahnya yang sedikit bergaris kaukasia, kemungkinan dia orang Inggris atau Amerika lah. Pokoknya orang barat.

Kalau begitu ya mana bisa diajak main. Hm.

"Jangan terlalu menuntut," suara di telepon itu berkata, "tidak ada yang bisa mengerti kamu sebaik aku."

"Bukaaaaan," Eunhee mengoreksi, "tidak ada orang yang bisa meladeni aku sebaik kamu, oppa."

"Nah, itu dia, kau bisa menjawab." Terdengar gelak tawa dari seberang sana. "Jangan buat orang terlalu repot meladenimu, dong. Kalau tidak kau akan datang kemari dan kemari lagi."

Eunhee memilin-milin rambutnya. "Setidaknya masih ada kamu."

"Eunhee. Jangan bilang begitu." Nada suara itu terdengar melembut. "Kan kau--"

"Sekarang aku berada di ambang batas," sahut Eunhee, separuhnya terasa seperti monolog baginya. "antara ya dan tidak. Aku juga tidak mengerti."

Meskipun tidak ada wajah yang tampak dari pembicaraan lewat telepon, Eunhee sudah bisa menebak--dia sudah terlalu mengenal lelaki yang jadi lawan bicaranya, sepertinya--bahwa lelaki itu sedang tersenyum; karena tidak ada jawaban sampai beberapa detik lamanya.

"Bersenang-senanglah, nggak usah berpikir banyak-banyak," ujar lelaki itu akhirnya, "kau bisa selalu kembali padaku."

"Sepertinya, sih."

"Selamat tidur--atau tidak?"

Eunhee menggeleng. "Kurasa tidak dulu untuk hari ini. Selamat tidur, oppa."

Telepon ditutup. Eunhee mengambil ponsel merahnya, matanya menyusuri daftar kontak yang tak sampai sepuluh orang. Berhenti di satu nama. Eunhee menekan kedua tombol di ponselnya bolak-balik, menjaga layar ponselnya tetap menyala; tapi tak memberi tindak lanjut apa pun.

Quote:
Tsugihara Shin


Kakaotalk-nya kembali memberikan notifikasi.

Jang Baekhyeon
I miss you, hon.

Kim Eunhee
Percumaaaa.... I won't go down on you, bro.

Jang Baekhyeon
Hahahaha. Actually I miss your neck.


Perhatiannya teralihkan kembali ke layar ponsel merahnya, yang masih menampilkan pesan tanpa isi. Kontaknya sudah ditentukan, tapi ia belum menuliskan apa isi pesannya.

Eunhee mengetikkan sebaris pesan pendek. Ia termenung sebentar, lalu kembali beralih ke ponsel satunya--pesan dari Baekhyun yang masih belum dibalas. Membaca pesannya dan nyengir.

Kim Eunhee
Lol. I miss you too.

Jang Baekhyeon
come have fun for a night?


Ia bangkit dan menatap bayangan wajahnya di cermin. Tangannya mencari-cari di dalam beauty case yang ada di atas meja--ah, oleh-oleh dari Maestro dan Yumi yang belum sempat ia buka.

Kim Eunhee
Yep. I'll go, I'll go~ tapi jangan harap aku akan menempel padamu sepanjang malam.


Dipilihnya lipstik merah dan gaun sederhana berwarna biru. Gadis itu menyambar jaket, tas, dan kunci mobilnya--sekali lagi membetulkan penampilannya sekilas di cermin, dan berlalu. Malam sudah menunggunya dan ia berharap bisa bersenang-senang malam ini.

Ponsel merah itu tergeletak begitu saja di atas kasur; layarnya mati, namun tulisannya dapat terlihat jelas bila kau melihat dengan teliti.

Tak ada tindak lanjut dari pesan yang ia ketikkan tadi.

To: Tsugihara Shin
Do you want me?
How so?


-------------------------------------end-------------------------------------

Expand Cut Tags

No cut tags